Seiring pesatnya pertumbuhan moda transportasi pribadi, dari mobil hingga motor, tak ayal menjadikan jalanan semakin dipadati berbagai kendaraan bermotor. Tuntutan pekerjaan menuntut mayoritas masyarakat memiliki mobilitas yang tinggi dan tepat waktu sehingga terkadang secara tidak sadar jarang mengindahkan pentingnya keselamatan di jalan, baik diri sendiri maupun orang lain. Akibatnya pun cukup fatal. Dari kecelakaan yang menimbulkan luka dan cacat fisik bahkan berakhir dengan hilangnya nyawa. Dan hal ini yang memicu munculnya beberapa gerakan yang mengatasnamakan Road Safety.
Apa sih Road Safety itu? Saya juga sebenarnya masih cukup awam akan hal ini. Namun berdasarkan beberapa informasi dan sumber yang dapat dipercaya kebenaran dan keakuratannya, Road Safety adalah bagaimana cara kita agar menjadikan jalanan sebagai tempat yang aman bagi semua penggunanya. Dari pejalan pejalan kaki, pesepeda, hingga pengendara kendaraan bermotor.
Road Safety bersifat universal. Tidak hanya terfokus akan mobilitas dan ketaatan akan aturan lalu lintas semata. Namun etika juga menjadi peranan yang tak kalah penting di dalamnya. Bagaimana kita memanajemen sikap berkendara sehingga tidak menimbulkan emosi pemakai jalan lain pun menurut saya masuk ke dalam ranah Road Safety. Kenapa? Karena dari tingkat emosi yang tak terbendung di jalan dapat memicu keributan dan mengacaukan lalu lintas.
Banyak yang beranggapan tanggung jawab akan sosialisasi Road Safety sepenuhnya di bebankan pada Kepolisian. Tidak menurut saya. Road Safety itu tanggung jawab bersama. Jika anda merasa sebagai pemakai jalan, apapun sarananya, berarti anda wajib bertanggung jawab akan hal tersebut. Pejalan kaki menjadi raja sehingga pengendara harus selalu mengalah? Tidak juga. Bayangkan jika pejalan kaki seenaknya menyeberang sembarangan tanpa waspada akan lalu lintas sekitar hingga tertabrak. Siapa yang disalahkan?
Ada hal yang menurut saya lucu ketika Road Safety dijadikan komoditas syiar bagi orang-orang tertentu yang mengatasnamakan komunitas atau klub otomotifnya. Berteriak lantang tentang Road Safety, padahal faktanya masih banyak perilaku dari anggotanya sendiri yang sangat bertolak belakang dengan jargon yang dibawanya. Menjamin bahwa klubnya mendukung Road Safety, padahal saat konvoi masih arogan terhadap pemakai jalan lain. Ya, Road Safety bagi mereka hanya sebagai sampul agar klubnya dikenal ‘santun’ oleh pihak lain.
Menurut saya, Road Safety itu tidak terlalu sulit dan hanya ada 2 hal yang utama: 1. Taat akan aturan lalu lintas, dan 2. Memiliki etika yang baik di jalan. Cukup! Tidak perlu bertele-tele membeberkan teknis ini itu yang membingungkan. Setelah anda paham akan kedua-duanya, lalu pertanyaan selanjutnya cuma satu, apakah anda niat dan mau melakukannya?
Intinya, Road Safety itu dimulai dari diri sendiri atas kesadaran sendiri. Rajin baca aturan lalu lintas dan undang-undang serta belajar memiliki etika baik adalah modal dasar yang cukup kuat untuk melakukannya selama ada niat. Tidak perlu bersikap seolah-olah anda adalah seorang pelaku Road Safety yang sempurna dan perfeksionis sehingga ingin dicontoh orang lain, apalagi sok-sokan bawa-bawa nama komunitas. Lakukanlah dengan ikhlas demi keselamatan bersama. Yang penting anda telah ikhtiar, sisanya adalah tawakal.
Ingat, hal terberat dari Road Safety itu bukanlah menghimbau orang lain untuk ikut melakukannya. Namun menyadarkan teman-teman terdekat anda sendiri. (Blackriders)